Tahun 1997, Hongkong dikembalikan ke RRC, kemudian tahun 1999, Macau juga dikembalikan ke RRC. Meski sekarang telah menjadi milik RRC, kedua kota besar tersebut tetap memiliki hak khusus untuk mengatur rumah tangganya sendiri termasuk mempunyai mata uang dan tata cara hukum tanpa campur tangan RRC. Jika kalian ingin tanya yang lebih lengkap, maka baca buku sejarah saja
Meski terdengar sama ditelinga kita, sebenarnya bahasa yang digunakan antara orang Hongkong, orang Macau, dan orang Cina Daratan sangatlah berbeda. Orang Hongkong menggunakan bahasa Kanton, sedangkan Cina Daratan menggunakan bahasa mandarin seperti yang kita kenal di sekolah-sekolah khusus Cina.
Orang Hongkong menyebut orang Cina Daratan dengan sebutan Mainland. Sebutan ini sekaligus untuk menunjukkan stratifikasi social sebagai pembeda antara modern dan kampungan. Jika digambarkan, di Indonesia, ini seperti kalian berasal dari Pulau Jawa lantas datang ke Jakarta. Meski sama-sama hidup di Pulau Jawa, kalian tetap akan mendengar kata-kata, “kamu dari Jawa ya?”. Semacam itulah.
Orang Cina Daratan adalah warga negara RRC yang tinggal di luar Hongkong dan Macau. Untuk pergi ke Hongkong dan Macau, kalian tidak butuh visa. Berbeda jika ke Cina Daratan, untuk bertandang kalian butuh visa. Kecuali Shenzhen, sebuah kota milik RRC di bagian selatan, untuk bertandang kalian hanya butuh VOA (Visa On Arrival) dan bisa tinggal beberapa hari di sana.
Lantas, apa lawan kata dari Daratan? Lawan katanya adalah Lautan. Daratan vs Lautan ini bersifat sangat politis sekali. Dahulu sekali, saat kaum Nasionalis terusir dari Cina oleh kaum Komunis, mereka lalu menyelamatkan diri dengan cara mengungsi ke sebuah pulau bernama Formusa. Inilah cikal bakal kenapa orang-orang di pulau menyebut orang yang tinggal di Cina sebagai orang Cina Daratan. Orang-orang Nasionalis yang tinggal di pulau Formusa kemudian mendirikan negara baru yang saat ini kita kenal sebagai Taiwan atau Republik Cina. Untuk bertandang ke Taiwan, maka kalian harus mengurus visa ke Kedutaan Cina. Karena bagaimanapun, sampai saat ini RRC (dengan dukungan politik dan militer dari PBB) masih mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya.
Mari kita kembali saja ke Hongkong. Hongkong terdiri dari beberapa wilayah/ pulau dan ratusan pulau kecil yang mengelilingi. Pulau-pulau besarnya adalah Hongkong Island, Kowloon Peninsula, dan Lantau Island.
Hongkong Island adalah pusat bisnis dan pusat pemerintahan dari Hongkong. Pulau ini merupakan melting-pot dari beberapa kebudayaan, terutama Inggris. Di Hongkong Island lah terdapat puncak tinggi The Peak yang bisa diakses dengan menggunakan tram kuno, pusat perbelanjaan sepertiCentral District, dan kantor Konsulat Jenderal Indonesia yang berlokasi di Causeway Bay. Hidup di Hongkong Island sangat menyenangkan karena semua akses dipandu dengan bahasa Inggris, kesulitan terbesar tinggal di pulau ini adalah biaya hidup yang sangat mahal!
Kowloon Peninsula adalah suatu pulau/ daerah yang dibatasi oleh Victoria Harbour dengan Hongkong Island. Menurut beberapa cerita, Kowloon termasuk salah satu daerah dengan tingkat kepadatan yang tertinggi di dunia. Itulah sebabnya, Kowloon lebih crowded dan tampak lebih “kumuh” jika dibandingkan dengan kota-kota di Hongkong Island. Sisi baiknya, biaya hidup di Kowloon lebih murah jika dibandingkan di Hongkong Island. Itu sebabnya, turis dan kaum backpacker dari beberapa mancanegara, termasuk Indonesia, lebih memilih tinggal di Kowloon untuk menekan biaya hidup.
Selain Kowloon Peninsula, kita mengenal juga New Kowloon untuk daerah Kowloon bagian utara yang berbatasan dengan New Territorries. New Territories adalah bagian dari Hongkong yang langsung berbatasan dengan Shenzhen di RRC dan hanya dipisahkan oleh sungai Shenzhen. Karena lokasi yang berdekatan, berbagai jenis transportasi menuju kota-kota besar di Cina dapat mudah dicapai dari Hongkong melalui Shenzhen.
Pulau besar terakhir yang wajib kita kenal adalah Lantau Island. Di pulau Lantau inilah berlokasi Hongkong International Airport “Chek Lap Kok” dan tujuan wisata kita selanjutnya yaitu: Hongkong Disneyland dan Ngong Ping 360° Cable Car.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar